MER-C bantah klaim Israel bahwa RS Indonesia terkait serangan Hamas
2023.12.26
Jakarta
Lembaga kemanusiaan asal Indonesia yang bertugas di Palestina, MER-C, pada Selasa (26/12) menolak klaim militer Israel yang mengaku memiliki bukti aktivitas kelompok perlawanan Hamas dan sandera Israel di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.
Tentara Israel yang beroperasi di Gaza pada Senin malam menyatakan bahwa pihaknya telah menemukan bukti keterkaitan Rumah Sakit Indonesia – yang terletak di Beit Lahia, dekat perbatasan utara Gaza dengan Israel – dengan serangan Hamas pada 7 Oktober.
Israel Defence Force (IDF) merilis video yang menunjukkan penggeledahan terhadap RS Indonesia dan mengaku menemukan sebuah mobil Toyota Corolla milik warga Israel bernama Samer Talalka yang diculik kelompok Hamas dalam serangan 7 Oktober silam, yang akhirnya tewas oleh tembakan tentara Israel sendiri pada 15 Desember.
“Berikut lebih banyak bukti yang menghubungkan aktivitas teroris Hamas dengan Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara. Penemuan kendaraan ini secara langsung menghubungkan rumah sakit tersebut dengan peristiwa brutal pembantaian 7 Oktober,” jelas IDF seraya merilis video penggeledahan RS Indonesia lewat akun resminya @IDF di X pada Senin malam (25/12).
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Comittee (MER-C), Sarbini Abdul Murad, menyatakan klaim Israel tersebut merupakan rekayasa tentara negara Yahudi tersebut, termasuk penemuan mobil milik Samer Talalka.
“Israel akan terus menggunakan berbagai dalil untuk membenarkan tuduhan terhadap Rumah Sakit Indonesia. Semua direkayasa untuk membenarkan kebohongannya,” ujar Sarbini kepada BenarNews pada Selasa (26/12).
MER-C telah melaksanakan lebih dari 300 misi kemanusiaan bencana alam, perang dan konflik, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Sarbini mengaku telah melakukan konfirmasi kepada pihak RS Indonesia di Gaza, dan tidak menemukan kendaraan dalam video yang diyakini milik sandera dan anggota Hamas tersebut.
“Menurut teman-teman selama di sana tak pernah melihat kendaraan itu. Ini semua rekayasa IDF setelah RS Indonesia kosong,” jelasnya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia tidak bisa berkomentar jauh soal tuduhan militer Israel soal aktivitas Hamas di RS Indonesia karena fasilitas kesehatan itu sekarang dioperasikan oleh otoritas dan masyarakat Gaza.
“Niat Indonesia itu menjadi fasilitas kemanusiaan. Kalau ada hal politis terkait RS itu silakan tanyakan kepada otoritas di Gaza,” terang juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal kepada BenarNews.
Pekan lalu, Sarbini mengatakan RS Indonesia sudah kosong karena para tenaga medis, pasien, dan warga yang berlindung di rumah sakit sudah dievakuasi setelah gencatan senjata yang dimulai 24 November dan berakhir pada 1 Desember lalu.
Dia juga mengritik IDF yang menjadikan RS Indonesia sebagai markas diperkirakan karena mereka semakin tidak aman di Gaza karena gagal menaklukkan kelompok-kelompok perlawanan di Palestina.
Pada awal November, Militer Israel menuding sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk RS Indonesia, menampung kelompok Palestina Hamas sebagai markas mereka.
"Hamas secara sistematis mengeksploitasi rumah sakit-rumah sakit sebagai bagian dari mesin perangnya," kata kepala juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari, seperti dikutip Reuters pada Minggu (5/11).
Tentara Israel kemudian melakukan serangan ke RS Indonesia pada 20 November lalu yang menewaskan 12 warga Palestina.
Hingga kini hampir 20.700 warga Gaza telah tewas oleh agresi Israel, termasuk 250 orang dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, lansir Reuters pada Selasa.
Sedangkan jumlah korban tewas tentara Israel sejak dimulainya operasi darat di Gaza sejak 27 Oktober telah meningkat menjadi 164 orang. Sementara itu, jumlah total tentara Israel yang terbunuh sejak dimulainya konflik terbaru pada bulan Oktober mencapai 491 orang.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk terus berperang di Gaza sampai Hamas hancur dan menentang seruan global untuk melakukan gencatan senjata di tengah kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat menyebar jika pasukan Amerika dan Iran kembali menyerang satu sama lain.
Serangan udara Israel di ibu kota Suriah, Damaskus, pada Senin telah menewaskan Komandan Pasukan Pengawal Revolusioner Iran Sayyed Razi Mousavi yang menimbulkan kemarahan dan ancaman balasan dari Teheran.
Propaganda Israel
Pengamat Timur Tengah Universitas Indonesia Yon Machmudi mengatakan klaim adanya aktivitas Hamas di RS Indonesia merupakan cara Israel untuk mendapatkan justifikasi menyerang dan menduduki fasilitas medis yang dibangun masyarakat Indonesia itu.
“Ketika rumah sakit itu dijadikan sebagai pusat militer IDF, maka mereka tentu juga harus memiliki alibi bahwa itu sah mereka lakukan,” jelas Yon kepada BenarNews.
Menurut Yon, Israel sejak awal selalu menyampaikan klaim-klaim tidak berdasar dalam melakukan serangan, termasuk kepada RS Indonesia, agar mereka tidak terikat kaidah hukum humaniter internasional dalam melakukan agresi.
“Ini saya kira persoalan besar dari Israel yang mereka coba tutupi dengan berbagai macam alibi yang menengarai adanya tawanan yang pernah ada atau tinggal di rumah sakit ini,” jelas Yon.
Ramdhan Muhaimin, pengamat Hubungan Internasional Universitas Al-Azhar Indonesia, mengatakan tuduhan militer Israel terhadap RS Indonesia adalah upaya IDF untuk menutupi apa yang ia sebut kejahatan dan kekalahan mereka di Jalur Gaza.
“Sudah lebih dari 700 tank mereka hancur, dan jelas jumlah korban sipil di Gaza jauh lebih besar daripada anggota perjuangan Palestina yang mereka klaim sebagai target,” tukasnya kepada BenarNews.
Ramdhan mengatakan Israel juga banyak kewalahan dengan masifnya aktivitas pro Palestina melalui media sosial yang sepenuhnya tidak dapat mereka kendalikan.
“Fenomena menyerang Israel lewat media sosial kini sangat gencar sekarang dibandingkan lima tahun lalu,” ungkapnya.
Meski telah melakukan banyak diplomasi dukungan bagi Palestina, Ramdhan mengatakan seharusnya Indonesia marah dengan invasi Israel terhadap RS Indonesia di Gaza.
Selain itu, dia juga meminta Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk banyak turun langsung dalam melakukan diplomasi untuk perdamaian di Palestina dan tidak bisa hanya mengandalkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
“Presiden masih sibuk urusan mengamankan (kemenangan pemilu) 2024. Seakan Palestina masih isu kedua dibanding kepentingan nasional Indonesia yang lain,” jelasnya.